Gurihnya Ayam Guling Ketut dan Sambal Embe yang Menggoyang Lidah

Bagi warga Kota Denpasar yang bosan dengan menu ayam yang diolah itu-itu saja, bisa mencoba Ayam Guling Ketut. Sama seperti olahan ayam pada umumnya namun yang membedakan terletak pada cara pengolahannya, yaitu dengan cara diguling. Lebih sedap lagi disantap dengan nasi hangat plus sambal embe khas Pulau Dewata.


Ayam Guling Ketut didirikan pada 24 Januari 2018 oleh anak muda Bali bernama I Ketut Arya Patrawan. Sebelumnya, Ketut telah memasarkan produknya tersebut melalui jejaring sosial seperti Instagram dan Facebook. Ternyata mendapat respon positif dari para konsumen. Kemudian pemasaran berlanjut secara offline dengan membuka warung makan yang terletak di Jalan Taman Pancing, Kelurahan Gelogor Carik, Denpasar.



Produk

Produk unggulan Ayam Guling Ketut merupakan bentuk inovasi dari hidangan berbahan ayam yang sudah jamak ditemui di pasaran. Bentuk inovasi yang dilakukan yaitu ada pada pengolahannya. Satu ekor ayam utuh dimasak dengan metode pengasapan, diputar secara manual di atas bara api. Cara pemasakan seperti ini telah dikenal sejak lama oleh masyarakat Bali dan masih dipergunakan sampai saat ini karena membuat makanan menjadi matang secara merata. 

Tekstur yang dihasilkan dari metode diguling adalah bagian luar ayam yang crispy (garing) sementara bagian dalamnya juicy dan empuk. Selain itu asap yang dihasilkan pada proses penggulingan membuat aroma khas pada ayam guling yang menggugah selera. Tidak hanya bisa menikmati gurihnya daging ayam guling, di dalam ayam tersebut terdapat sayuran dengan bumbu tradisional Bali yaitu base genep yang melimpah ruah.



Setiap produk Ayam Guling Ketut yang diterima konsumen merupakan produk fresh hasil pengolahan di hari yang sama. Jenis ayam yang dipilih merupakan ras petelur atau yang biasa disebut ayam merah karena rasa dagingnya yang gurih. Bahan-bahan yang digunakan selalu dipastikan kualitasnya serta diperoleh dari supplier lokal sebagai bentuk komitmen Ayam Guling Ketut mendukung industri peternakan dan pertanian di Bali.

Uniknya tidak jarang Ayam Guling Ketut dipesan untuk dipergunakan sebagai bagian dari pelaksanaan upacara adat maupun keagamaan di Bali. Ayam Guling Ketut dipilih sebagai elemen pelengkap upacara karena dianggap lebih praktis dan ekonomis dibanding olahan makanan lainnya. Pun Ayam Guling Ketut juga sering dihadirkan pada momen-momen membahagiakan bersama kerabat atau keluarga, seperti momen ulang tahun, anniversary, dll.


Visi Misi

Melalui Ayam Guling Ketut, pemilik ingin mewujudkan visi memperkenalkan makanan tradisional ke area yang lebih luas. Karena itu, Ketut Arya membuat lini produk lainnya yaitu “Sambe Embe by Ayam Guling Ketut”. Sambal khas Bali ini terbuat dari bawang putih, bawang merah dan cabai yang diproses dengan cara digoreng. Kemudian sambal dikemas ke dalam toples agar dapat bertahan lama.

Lewat bentuk pengemasan ini sambal embe yang semula hanya dinikmati oleh masyarakat Bali saja namun juga digemari konsumennya di luar Bali hingga ke mancanegara. Sehingga bisa dikatakan visi misi Sang Pemilik kian menunjukkan progress ke arah positif, yaitu membuat masakan Bali semakin mendunia.


Saat ini produk Sambal Embe by Ayam Guling Ketut telah dipasarkan di berbagai swalayan di Denpasar dan telah dilengkapi Ijin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Jangkauan pemasaran yang lebih luas ini membuat jumlah produksi sambal semakin meningkat. Awalnya hanya 200 botol per hari, kini 1.000 botol sambal embe dapat diproduksi di dapur Ayam Guling Ketut.
 

Konsumen

Konsumen Ayam Guling Ketut tidak hanya perseorangan saja. Pesanan juga kerap datang dari kalangan korporasi yang menggunakan produk dari Warung Ayam Guling Ketut sebagai hidangan santap makan saat acara-acara penting seperti rapat, gathering, maupun ulang tahun perusahaan. Jika ingin mendapatkan produk-produk Ayam Guling Ketut bisa datang langsung ke Toko Offline atau bisa memesan lewat aplikasi pengantaran makanan Gojek maupun Grab.
Informasi pemesanan bisa menghubungi :
Instagram : @ayamgulingketut

Post a Comment

0 Comments