Made Yanie Mason - Strategi Bisnis agar Tetap Eksis : Rebranding (Bagian 1)

Keindahan alam Pulau Bali telah menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke destinasi ini. Sehingga atraksi wisata yang melibatkan lanskap alam Bali kerap diminati para turis. Salah satu perusahaan jasa tour jelajah alam (adventures) di Bali yang cukup lama eksis yaitu Bali Adventures Tour, yang kini telah berganti nama menjadi Mason Adventures. Lantas, benarkah Mason Adventures adalah bukti bahwa Bali kini tak lagi memiliki daya tarik dalam industri pariwisata?

Hampir 30 tahun berdiri dan sempat menjadi penguasa pasar wisata adventure di Bali, kini Bali Adventures Tour muncul dengan sebuah gebrakan baru. Perusahaan yang akrab dikenal dengan wisata melihat gajah serta arum jeram tersebut resmi berganti nama pada November 2017 lalu.

Sang pemilik, Made Yanie Mason, mengumumkan bahwa brand yang mereka usung saat ini telah menjadi Mason Adventures in Bali.

Keputusan untuk rebranding ini bisa jadi memunculkan beragam spekulasi. Salah satunya, apakah identitas Bali yang selama ini menjadi disandang pada brand Bali adventure tak memiliki taji lagi? Mengingat Bali saat ini memang tengah mengalami masa surut khususnya di industri pariwisata.

Masalah Hak Paten

Made Yanie Mason menampik spekulasi tersebut. Ia mengatakan bahwa pihaknya tidak berniat menghilangkan unsur kata Bali dalam merek yang diusungnya. Identitas Bali itu tetap ada dalam merek dan logo usaha, hanya saja tidak lagi demikian menonjol seperti sebelumnya.

“Sekarang namanya Mason Adventures in Bali. Tetap ada unsur Bali, bagaimana pun kami membesarkan usaha di Pulau Dewata sudah sejak lama,” ujar Made Yanie.

Menurutnya, ada alasan lain yang mendorong dirinya dan keluarga pada akhirnya melakukan strategi rebranding ini. Faktor pendorong rebranding usaha tersebut tidak lain karena masalah hak paten yang berlarut-larut. Dalam permasalahan ini, Made Yanie selalu menjadi pihak yang dirugikan. Sebab diakuinya banyak pihak yang selama ini mencoba mendompleng nama besar Bali Adventures.

 “Setiap tahun ada saja perusahaan baru yang menggunakan nama Bali Adventures sebagai merek dagang mereka. Padahal nama merek Bali Adventures telah terdaftar di dinas terkait dan memiliki hak paten atau copyright,” tutur istri Nigel Mason tersebut.

Awalnya, Made Yanie gencar melakukan tindakan tegas terhadap usaha-usaha yang merugikan perusahaannya. Salah satunya mengambil tindakan hukum atas penggunaan nama Bali Adventure sebagai nama usaha yang dilakukan beberapa pihak tak bertanggung jawab. Ia berkisah dirinya bahkan harus terbang ke Jakarta demi menindaklanjuti kasus-kasus penuntutan hak paten tersebut. Selain itu ia juga melibatkan penegak hukum agar menimbulkan efek jera di kalangan pelaku usaha yang ‘nakal’.

Melalui langkah-langkah yang ditempuhnya, memang memunculkan hasil yang memuaskan. Namun apa daya, setelah menang atas tuntutannya, lalu perusahaan bersangkutan ditutup karena urusan hak paten. Tidak menjadikan pengusaha lain berpikir ulang untuk menggunakan nama Bali Adventures. Justru semakin marak bermunculan usaha dengan merek serupa, membuat Made Yanie enggan mengurus permasalahan ini berlarut-larut.

“Capek,” keluh Made Yanie. “Padahal pihak kami memiliki hak penuh atas nama tersebut (Bali Adventures, red). Jalur hukum sudah ditempuh, namun hal itu pun perlu mengorbankan waktu dan materi yang tak sedikit”.

Tidak mau berkutat pada problem yang sama secara berkontinyu, Made Yanie pun mengambil langkah visioner merebranding usahanya. Nama Mason dipilih tidak lain karena merupakan nama keluarga dari Sang Suami. Ia berharap setelah upaya rebranding dilakukan, tidak ada lagi kasus-kasus permasalahan hak paten yang akan melibatkan perusahaannya tersebut.

“Silakan, ambil saja nama Bali Adventures itu,” kata Made Yanie berseloroh diikuti dengan tawa. (Bersambung ke Bagian 2 )