Makiko Iskandar (Bagian 2)

IDOLAKAN SANG SUAMI

Sembari menjalin hubungan dengan Radom, Makiko masih melanjutkan karirnya di biro perjalanan. Ia ditempatkan di bagian intbond, yaitu bagian penerimaan wisatawan yang pada saat itu kebanyakan datang dari Negara Amerika. 

Memang perusahaan tempat Makiko bekerja tersebut merupakan perusahaan kecil namun Makiko mendapat banyak pengalaman berharga dari tempat tersebut. Ia menjadi paham bagaimana memberikan pelayanan maksimal kepada wisatawan yang datang agar merasa nyaman di Jepang. 




Setelah beberapa lama bekerja di bagian intbond, Makiko dipindahkan ke bagian outbond. Pertumbuhan ekonomi Jepang yang kian menuju pada arah yang positif membuat semakin banyak Orang Jepang yang mampu untuk berpergian ke luar negeri. 

Ternyata di pekerjaan barunya tersebut mengantarkan Makiko pada mimpinya selama ini untuk pergi luar negeri. Ia berkesempatan untuk mengantar wisatawan dari Jepang untuk ke pergi ke berbagai negara di Amerika maupun Eropa.



Setelah empat tahun belajar di Jepang, Radom tidak langsung kembali ke Indonesia. Ia diterima bekerja di KBRI. Pada tanggal 2 Maret 1969, Makiko dan Radom pun melangsungkan pernikahan mereka. Namun awal masa berumahtangga mereka jalani dengan hidup terpisah. Pada waktu itu Makiko masih menikmati pekerjaannya berkeliling dunia. Sedangkan Sang Suami masih bekerja di Osaka. 

Suatu hari Sang Suami mendatangi sebuah pameran kebudayaan Indonesia di tempat tinggalnya. Di tempat itu ia menyaksikan tari-tarian dan mencicipi kuliner khas Indonesia. Terbitlah rasa rindu di hati Sang Suami yang kemudian berubah menjadi sebuah niatan untuk pulang ke tanah air. 

Mendengar keinginan Sang Suami, Makiko pulang ke rumah orangtuanya untuk memohon ijin kepada Sang Ayah agar suaminya dapat pulang ke Indonesia. Hal itu disetujui oleh orang tua Makiko sehingga Radom kembali pulang ke tanah air sementara Makiko masih menetap di Tokyo. 

Sesekali Makiko mengunjungi suaminya atau sebaliknya, Sang Suami yang datang ke Tokyo. Setelah 11 bulan hidup terpisah dengan Sang Suami, orang tua Makiko ingin anaknya untuk berkumpul bersama Sang Suami. 

Akhirnya Makiko berhenti dari pekerjaannya setelah 6 tahun bekerja di perusahaan yang telah memberikan banyak pengalaman berharga baginya. Ia pergi ke Jakarta untuk menyusul Sang Suami dan menetap di sana.

Baru saja satu bulan tinggal di Indonesia, Makiko sudah merasa tidak betah dan ingin pulang ke negaranya. Ia pun pergi ke kantor biro perjalanan untuk menanyakan harga tiket ke Jepang. Lucunya pada saat itu Makiko disangka ingin melamar pekerjaan dan langsung dipertemukan dengan manajer perusahaan. 

Setelah lama berbincang, manajer tersebut memberi saran kepada Makiko agar ia urungkan dulu niatnya untuk pulang. Makiko pun pulang ke rumahnya tanpa membawa selembar tiket pun. Malamnya, Sang Suami yang baru pulang bekerja mengatakan bahwa ada yang menelepon dan ingin bertemu dengan Makiko. 

Karena penasaran Makiko pun ingin menemui orang yang meneleponnya. Ternyata orang itu adalah kenalan Makiko ketika bekerja di biro perjalanan dulu. Orang itu menawari kerja sama dengan Makiko untuk membuka bagian intbond di Jakarta untuk perusahaan biro perjalanan yang bernama Facto. Makiko menyambut tawaran itu dengan semangat. Ia ingin segera bekerja untuk menghilangkan rasa kebosanan bila berdiam di rumah terus menerus.

Keesokan harinya Makiko diantar oleh suaminya pergi ke kantornya yang baru. Pekerjaan pertama yang bisa dilakukan oleh Makiko adalah menulis surat. Pada waktu itu belum ada fasilitas komputer seperti sekarang sehingga ia mengerjakan pekerjaannya itu secara manual. 

Melihat ketekunan Makiko dalam bekerja ia diberi kepercayaan untuk mengurus intbond tersebut sebagai manajer. Ia mencari pemandu wisata yang fasih berbahasa Jepang untuk mengantar tamu berkeliling Jakarta. Tamu yang datang menggunakan jasa biro perjalanannya semakin meningkat hingga Makiko pun harus turun tangan untuk menjadi pemandu wisata. Seringkali ia harus bekerja di hari minggu padahal pada hari itulah Sang Suami libur bekerja. Setelah beberapa lama bekerja di Facto ia memilih berhenti dari pekerjaannya itu. Begitu keluar dari pekerjaannya Makiko diajak oleh Sang Suami untuk berlibur selama tiga hari ke Bali.

Merasa nyaman tinggal di Bali, ia dan suaminya memutuskan menetap di sana. Bersama-sama Sang Suami mereka berdua mendirikan sebuah usaha yang bergerak di bidang transportasi yang bernama Mari Transport. Awalnya usaha itu dimulai dengan 5 armada bus. Baru sebulan mendirikan usaha transport tersebut Makiko dan suami telah mendapat pesanan dari kedutaan besar. 

Lama-lama dari usaha transport tersebut berkembang ke usaha tour and travel yang diberi nama Rama Tour. Bahkan dapat dikatakan bahwa usaha tour miliknya merupakan salah satu pelopor tour and travel di Bali. Bagi Makiko, sosok Sang Suami bagaikan seorang guru yang telah mengarahkan, memberi banyak masukan dan menuntunnya hingga menjadi seorang pebisnis wanita seperti sekarang ini. Maka tidak heran Makiko menjadikan Sang Suami sebagai tokoh idola dalam hidupnya.

BIODATA
Nama : Makiko Iskanadar
Tempat, Tanggal Lahir : Jepang, 1 Mei 1942
Nama Ayah : Nakashima Shojiro
Nama Ibu : Nakashima Kaory
Nama Saudara :
-          Nakashima Nobuko
-          Nakashima Masahiko
-          Nakashima Yasuko
Nama Suami : Radom Iskandar
Pendidikan :
-          SD-SMA di Fukuoka
-          Universitas Ayoma Gakuin
Perusahaan :

-          PT Rama Wira Perdana (Rama Tour)

Post a Comment

0 Comments